Kamis, Mei 03, 2012

Kegiatan Konsumsi dan Produksi

Jika kita lapar apa yang kita butuhkan? Tentu saja kita akan makan, ya khan ?!
Demikian juga jika haus, harus minum, ingin ke mall …… ayo bawa apa?
Dan banyak lagi hal yang manusia butuhkan dan harus dipenuhi atau dipuaskan.

Nach, kalau kita lihat yang kita bicarakan tadi hanya makan dan minum saja, apakah kebutuhan kita hanya makan dan minum? Tentu saja tidak!!. Coba Anda sebutkan kebutuhan lain yang harus Anda penuhi atau Anda puaskan!.
Setelah Anda menyebutkan semua kebutuhan Anda tentu dapat Anda membedakan jenis kebutuhan tersebut, mana yang termasuk konsumsi dan mana yang bukan. Ok , sekarang kita perhatikan pengertian konsumsi berikut.
Konsumsi adalah : kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna/manfaat suatu barang atau jasa.
Dari pengertian tersebut, coba Anda jawab pertanyaan berikut : “Miranda nonton film ‘Ketika Cinta Bertasbih’ di Blok M Theatre, merupakan kebutuhan?” Untuk membedakan mana kebutuhan maupun bukan kebutuhan, maka Anda harus memahami ciri-ciri kegiatan konsumsi sebagai berikut:
1. barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi.
2. ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan.
3. barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Sebelum membaca uraian berikutnya, Anda pilih dari tiga kegiatan berikut mana yang termasuk kegiatan konsumsi:
1. Kasdiman mengangkut batu kapur ke toko material
2. Miranda nonton film di bioskop
3. Pak Rachmad menggunakan pupuk untuk tanaman sayurnya.
Bagaimana pilihannya?. Tentu saja yang nomor 2, bukan?! Setelah Anda dapat menentukan jawaban soal di atas, selanjutnya kita akan membahas tujuan dari kegiatan konsumsi. Ada empat tujuan kegiatan konsumsi:
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.
Agar pengertian Anda akan tujuan konsumsi makin tertanam, perhatikan kembali soal di
atas. Apakah jawaban no. 2 tersebut menurut Anda termasuk tujuan konsumsi?

B. Guna dan Nilai Barang/Jasa
Cobalah Anda ingat kembali pengertian dari konsumsi sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Dari pengertian itu tampaklah bahwa setiap barang dan jasa yang dikonsumsi memiliki nilai/kegunaan. Misalkan Anda mengkonsumsi nasi, maka nasi bagi Anda memiliki nilai/kegunaan. “Apakah yang dimaksud nilai/kegunaan?”. Nilai atau kegunaan benda adalah kemampuan suatu benda atau jasa untuk digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan. Kegunaan memiliki beberapa macam kegunaan yang meliputi:
a. Kegunaan unsur ( element utility), artinya suatu benda memiliki kegunaan dilihat dari unsur benda tersebut.
Contoh: terigu yang dipergunakan untuk membuat kue.
b. Kegunaan tempat ( place utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dipindahkan tempatnya.
Contoh: Pasir yang dipindahkan dari sungai ke toko bangunan.
c. Kegunaan waktu ( time utility), artinya benda itu memiliki kegunaan apabila dipakai sesuai waktunya.
Contoh: Payung digunakan pada saat hujan.
d. Kegunaan bentuk ( form utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dirubah bentuknya.
Contoh: Kayu gelondongan dirubah menjadi meja
e. Kegunaan kepemilikan ( ownership utility), artinya benda itu berguna jika telah dimiliki.
Contoh: Mesin jahit yang dibeli dari toko mesin jahit.
f. Kegunaan pelayanan ( service utility), artinya pelayanan atau service itu berguna jika diberikan.
Contoh: Dokter mengobati pasiennya.

Sebelum dilanjutkan, coba Anda jawab pertanyaan di bawah
ini:
1. Guru memberi pelajaran ke muridnya memiliki kegunaan menurut .........
2. Buah durian yang dijual di pasar memiliki kegunaan menurut .........
3. Laptop yang dibeli di toko komputer memiliki kegunaan menurut .........

Untuk mengetahui jawabannya, pelajari kembali uraian di atas!

Ok, sekarang kita lihat tentang nilai suatu barang atau jasa, dimana nilai barang atau jasa dapat dibedakan menjadi dua macam nilai :

1. Nilai pakai
Jika Anda menulis di buku pakai pensil, dikatakan pensil yang digunakan memiliki nilai pakai. Jadi apakah yang dimaksud dengan nilai pakai itu? Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai terbagi atas nilai pakai subjektif, yaitu nilai barang atau jasa yang ditinjau dari penggunaan barang atau jasa. Nilai pakai objektif adalah nilai barang atau jasa yang ditinjau dari barang atau jasa tersebut. Coba Anda perhatikan contoh berikut. Cangkul bagi petani memiliki nilai pakai subjektif dan bagi bangsa Indonesia mempunyai nilai pakai objektif.

2. Nilai tukar
Apakah yang dimaksud dengan nilai tukar? Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar objektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan barangnya dan nilai tukar subjektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan orang yang menukarkannya. Contoh: Orang yang hobi dengan lukisan akan mempunyai penilaian yang berbeda dengan orang yang tidak suka lukisan.

3. Teori Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif menurut beberapa pandangan teori nilai dinyatakan sebagai berikut.

a. Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Teori ini menekankan besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa tersebut.

b. Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja (David Ricardo)
Teori ini lebih menekankan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.

c. Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat (Karl Marx)
Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah tenaga kerja masyarakat.

d. Teori Nilai Biaya Reproduksi (Carey)
Menurut teori ini nilai suatu barang berdasarkan biaya yang dikeluarkan bila barang tersebut diproduksi kembali.

e. Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock)
Berdasarkan teori ini besar kecilnya nilai suatu barang sangat dipengaruhi oleh terbentuknya harga pasar.

Untuk mengingat kembali mengenai teori nilai barang/jasa, coba Anda lengkapi bagan di bawah ini.


Untuk mempermudah pemahaman tentang konsep perilaku konsumen anggaplah diri Anda adalah sebagai konsumen, dimana Anda membutuhkan sesuatu yang kita sebut utilitas (utility). Apakah utilitas itu? Utilitas (Utility) adalah derajat seberapa besar suatu barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utilitas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa. Anda sudah terpuaskan dengan minum segelas soup buah, terhibur dengan lagu Nidji, senang dengan sepatu merk mahal Adidas, dan lain-lain. Semua ungkapan itu tercakup dalam kata utilitas. Utilitas adalah kata lain dari kepuasan. Karena berkaitan dengan ukuran kepuasan dari penggunaan barang dan jasa, utilitas sering juga disebut sebagai nilai guna.
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.

a. Pendekatan Kardinal.
Hukum Gossen I
Sebelum membahas lebih lanjut teori perilaku konsumen, coba Anda perhatikan orang yang sedang kehausan dan disediakan 5 gelas air. Apa yang dilakukan orang tersebut dengan 5 gelas air tersebut? Tentunya orang tersebut akan terus menerus meminumnya hingga dia merasa mendapatkan suatu kepuasan yang tinggi.
Menurut Anda apakah seseorang yang kehausan akan meminum semua gelas?
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Untuk lebih jelasnya kita akan coba susun contoh di atas dalam suatu tabel sebagai berikut:

Keterangan tabel:
- Gelas yang pertama diberi nilai 10 yang merupakan tingkat kepuasan tertinggi.
- Gelas yang kedua kenikmatannya tidak lagi senikmat gelas pertama, maka diberi nilai lebih rendah, yaitu 8.
- Gelas yang ketiga sampai keempat tingkat kenikmatan semakin menurun (nilai kepuasan sebesar 6 dan 2)
- Sedangkan gelas yang kelima tidak mau lagi, sudah puas atau sudah jenuh, karena itu
diberi nilai 0.
Hukum Gossen I berlaku dengan syarat::
- benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
- pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
- benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda
- tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba

Hukum Gossen II
Dalam pemenuhan kebutuhan tentunya tidak semua orang hanya memenuhi satu kebutuhan saja. Misalkan Anda mempunyai uang sebesar Rp. 10.000,00. Apakah uang Anda akan dibelikan makanan seluruhnya? Tentunya Anda tidak akan menghabiskan uang Anda seluruhnya untuk membeli makanan. Sebagai seorang pelajar Anda akan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya seperti membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis. Hal ini menunjukkan bahwa jika orang melakukan pemenuhan kebutuhan maka akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan tersebut dituangkan dalam Hukum Gossen II yang menyatakan “Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
Untuk lebih memahami Hukum Gossen II ini, kita uraikan contoh uang Rp. 10.000,00 di atas. Misalkan dari uang Rp. 10.000,00 Anda gunakan untuk makan Rp. 3.500,00 dengan nilai kepuasan 7, untuk buku tulis dan alat tulis Rp. 4.000,00 dengan nilai kepuasan 6, untuk naik kendaraan Rp. 1.000,00 dengan nilai kepuasan 6,5 untuk buku bacaan Rp. 1.500,00 dengan nilai kepuasan 7.
Dari contoh di atas, Anda telah mengalokasikan uang secara rasional dan wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang mendekati sama yaitu antara 6 sampai dengan 7.
Untuk mengetahui pemahaman Anda, coba Anda jawab dan lengkapi latihan soal di bawah ini.
Pemenuhan yang dilakukan pada satu kebutuhan secara terus-menerus berhubungan dengan hukum Gossen ke ..... yang menyatakan: ........
Pemuasan yang dilakukan pada berbagai macam kebutuhan dan berusaha mencapai kepuasan yang sama berhubungan dengan hukum Gossen ke .... yang menyatakan: .......

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Agar dapat melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai barang atau jasa untuk dikonsumsi yang dapat diperoleh dengan menggunakan alat tukar berupa uang. Banyaknya barang yang dikonsumsi tergantung banyaknya barang yang tersedia di masyarakat serta harga barang tersebut. Oleh karena itu besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
a. kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
b. besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
c. tingkat harga barang-barang.
Di samping ketiga faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta adanya barang substitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya, akan cenderung semakin besar jumlah konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya barang substitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi barang yang disubstitusi.

II. PRODUKSI


                                                       Bangunan Pabrik Pemintalan Kapas

1. PENGERTIAN
            Anda sudah memahami makna dari konsumsi, bukan ? Masih ingat jika lapar kita butuh makan dan jika haus kita butuh minum. Nach, untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan tadi atau tercapai utilitas kita perlu benda yang kita butuhkan. Benda-benda tersebut tentu saja kita peroleh dengan cara membeli dari penjual/toko. Penjual juga memperolehnya dari pabrik yang menghasilkan benda tersebut.
           Coba Anda sebutkan benda-benda hasil produksi itu. Tentukanlah benda-benda tadi apakah termasuk ke dalam produksi langsung atau produksi tidak langsung. Maksudnya untuk benda produksi langsung berarti benda tersebut merupakan hasil produksi yang langsung dapat digunakan oleh konsumen, sementara produksi tidak langsung berarti benda tersebut merupakan hasil produksi yang masih harus diproduksi lagi untuk dapat dikonsumsi oleh konsumen.
             Dari hal-hal di atas dapat kita berikan pengertian dari produksi. Produksi adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan benda/barang. Atau, Produksi adalah kegiatan ekonomi menambah manfaat suatu benda.
        Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
a. menghasilkan barang atau jasa.
b. meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
c. meningkatkan kemakmuran masyarakat.
d. meningkatkan keuntungan.
e. memperluas lapangan usaha.
f. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.

Untuk lebih memahami pengertian dan tujuan produksi, coba Anda tentukan kegiatan berikut yang merupakan kegiatan produksi:

1. Haji Abdullah menanam sayuran di kebunnya.
2. Tuan Hartawan mengendarai mobil BMWnya.
3. Nona Ellisya membuka salon di depan rumahnya
4. Perusahaan Maju Jaya menghasilkan meubel untuk diekspor ke luar negeri.
5. Anita sarapan roti sebelum berangkat ke sekolah.

Bagaimana dengan jawaban Anda, apakah telah menentukan pilihan dengan tepat?
Dari kegiatan yang tertulis di atas yang merupakan kegiatan produksi adalah kegiatan 1, 3 dan 4, karena kegiatan tersebut berhubungan dengan kegiatan menciptakan dan menambah manfaat suatu benda atau jasa. Sedangkan kegiatan 2 dan 4 merupakan kegiatan menghabiskan atau mengurangi faedah suatu barang/jasa yang disebut kegiatan konsumsi.

2. Faktor-faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.

Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya alam apa saja yang ada, dan dapat digunakan untuk produksi apa!

b. Sumber daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
2. Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
3. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.

Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak di daerah Anda.

c. Sumber daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:
1. Kegunaan dalam proses produksi.
Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2. Bentuk Modal
Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

d. Sumber Daya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

3. Bidang dan Tahap Produksi

a. Bidang-bidang Produksi
Anda masih ingat dengan pengertian produksi? Berdasarkan pengertian produksi, kegiatan yang dilakukan bidang produksi sangat luas. Bidang produksi dikelompokkan berdasarkan kegunaan (utility) yang dihasilkan meliputi:
1. Bidang Ekstraktif adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengumpulan kekayaan alam, yang telah tersedia tanpa merubah sifat.
Contoh: pertambangan, pengambilan pasir di sungai, penebangan kayu di hutan dan penangkapan ikan laut.

2. Bidang Agraris adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan alam (tumbuhan dan hewan) untuk menghasilkan barang baru.
Contoh: pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan darat.

3. Bidang Industri dan Kerajinan adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan suatu bahan menjadi bentuk bahan/barang lain.
Contoh: pabrik pengolahan kayu, pabrik pengolahan hasil laut dan lain-lain.

4. Bidang Perdagangan adalah produksi yang bergerak di bidang jual-beli barang hingga terjadi perpindahan hak milik barang tersebut.
Contoh: pedagang keliling, toko swalayan, Agen, grosir, eksport-import.

5. Bidang Jasa adalah produksi yang bergerak di bidang pelayanan jasa.
Contoh: usaha angkutan, perhotelan, perbankan, asuransi, salon dan lain-lain.

Nach, sudah paham khan tentang bidang-bidang produksi. Coba Anda tuliskan kembali tabel di bawah ini untuk mengecek apakah benar Anda sudah paham dengan konsep di atas.

No. Ekstraktif Agraris Industri Perdagangan Jasa
1 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
2 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
3 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
4 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….

b. Tahap Produksi
c. Bidang produksi terbagi atas bidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa. Bidang produksi tersebut jika diklasifikasikan menurut tahap produksi dibagi atas tahapan produksi primer, sekunder dan tertier. Ada pun pengklasifikasian bidang
produksi berdasarkan tahapan produksi sebagai berikut:
1. Tahapan produksi primer, yang menghasilkan kegunaan dasar meliputi bidang produksi ekstraktif dan agraris.
2. Tahapan produksi sekunder, yang menghasilkan kegunaan bentuk meliputi bidang produksi industri dan kerajinan.
3. Tahapan produksi tertier, yang menghasilkan berbagai kegunaan (utility) meliputi bidang perdagangan dan jasa.

4. Fungsi Produksi

Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut.
Hubungan antara faktor produksi dan produk dalam proses produksi itu dapat digambarkan sebagai berikut:





Bagan di atas menunjukkan bahwa suatu produk tergantung dari proses produksi yang dilaksanakan.Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya.
Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.
Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = jumlah produksi yang dihasilkan
f = fungsi
K = modal
L = tenaga kerja
R = sumber daya alam
T = teknologi/kewirausahaan

Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L, R, T) yang diproses. Jika salah satu sumberdaya masukan diubah maka keluaran (output) akan berubah.

Ok, sebelum dilanjutkan, coba Anda isi tabel di bawah ini. Dan jenis produksi yang ada di lingkungan tempat tinggal Anda.

No. Produksi Masukan Keluaran
1. Sepatu - Kulit
- Lem
- Mesin
- Tukang sol sepatu Sepatu jadi
2. ………………. ……………….
……………….
………………. ……………….

5. Perluasan Produksi
Perluasan produksi mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud untuk meningkatkan produk baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan produk secara kuantitatif dapat berarti peningkatan jumlah produk, sedangkan peningkatan kualitatif dapat berarti peningkatan jenis dan mutu produk.
Mengapa produksi perlu diperluas? Ada beberapa alasan perlunya perluasan produksi, di antaranya:
1. Adanya penambahan kebutuhan manusia baik secara jumlah dan kualitas.
2. Adanya barang yang mulai rusak, aus ataupun musnah.
3. Adanya keinginan manusia untuk meningkatkan kemakmuran dan taraf hidupnya.
Perluasan produksi dapat dilakukan dengan cara:
a. Ekstensifikasi, artinya perluasan produksi dengan cara menambah faktor-faktor atau unit produksi baru. Di bidang pertanian misalnya menambah areal pertanian, di bidang industri menambah tenaga kerja, mesin-mesin.
b. Intensifikasi, artinya perluasan produksi yang dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas (kemampuan menghasilkan) dari faktor produksi yang ada pada tiap unit produksi. Di bidang pertanian misalnya dengan pemupukan, pengairan yang lebih intensif. Di bidang industri misalnya dengan pembagian kerja (spesialisasi kerja), peningkatan kemampuan dan keahlian kerja.
c. Diversifikasi, artinya meningkatkan jenis dan macam produksi yang dihasilkan. Di bidang pertanian seperti tumpang sari.

Hukum hasil lebih yang makin berkurang (The Law of Diminishing Returns) oleh David Ricardo dalam bukunya
Perluasan produksi yang dilakukan dalam suatu bidang produksi dibatasi dengan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (The Law of Diminishing Returns). Hukum ini dikemukakan oleh David Ricardo. Pada dasarnya hukum ini menjelaskan bahwa di bidang pertanian, penambahan tenaga kerja pada sebidang tanah mula-mula akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat, tetapi setelah mencapai titik tertentu pertambahan tenaga kerja lagi memberikan tambahan semakin berkurang. Untuk memahami hukum yang dikemukakan David Ricardo dapat dibaca contoh berikut.

Sebidang tanah yang diolah 1 tenaga kerja dan satuan modal lainnya menghasilkan 10 kwintal beras. Selanjutnya Anda bisa lihat tabel.

Satuan Kerja dan Modal Total Hasil (Kw) Tambahan Hasil
1
2
3
4
5
6
7 10
21
34
42
48
50
50 -
11
13
8
6
2
0

Tabel di atas menunjukkan bahwa penambahan tenaga dari 2 hingga penambahan 3 memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat. Pada penambahan tenaga kerja dari 4 sampai selanjutnya mulai mengalami penurunan, dan hukum penambahan hasil yang makin menurun berlaku pada penambahan tenaga kerja ke 4. Untuk lebih jelasnya Anda perhatikan kurva yang menggambarkan hubungan antara satuan tenaga dan modal dengan tambahan hasil.

Jika penambahan tenaga kerja sudah memberikan tambahan hasil yang menurun, sebaiknya perluasan produksi dengan menambah tenaga kerja dihentikan. Perluasan produksi dilakukan dengan cara lain seperti penggunaan teknologi, di bidang pertanian menggunakan bibit unggul dan pemupukan. Dengan cara demikian penambahan faktor produksi akan mempertahan peningkatan jumlah produksi, dengan demikian hukum tambahan hasil yang menurun tidak berlaku.

Coba Anda lengkapi tabel di bawah ini dan gambarlah kurvanya

Satuan Kerja dan Modal Total Hasil (Kw) Tambahan Hasil
10
20
30
40
50
60
70 500
700
1000
1400
1500
1900
2100 -
10
30
40
10

III. DISTRIBUSI

1. Pengertian Distribusi
       Anda pasti pernah melihat seseorang yang memikul barang tertentu untuk ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan distribusi.
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya (time utility).

Fungsi Distribusi Pokok

       Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:
1. Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi(pengangkutan).

2. Penjualan ( Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

3. Pembelian ( Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.

4. Penyimpanan ( Stooring)
Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, Anda bisa lihat mengapa orangtua kita ada yang membuat lumbung padi?

5. Pembakuan Standar Kualitas Barang (Standarizing and Grading)
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6. Penanggung Resiko (RiskBearing) 
 Dalam penjualan setiap resiko harus dicari alternatif pemecahannya, sehingga resiko itu tidak terlalu merugikan bagi produsen. Sebagai contoh : pengiriman telur ayam ke daerah lain memerlukan transfortasi tetapi juga pengemasan yang pas untuk telur tersebut. Dimasukkan dalam kotak, diberi kertas diantara telur agar tidak terbentur di dalam kotak. Sehingga sudah dapat diatasi resiko yang akan terjadi.

Jawablah Soal di  bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian distribusi!
2. Jelaskan fungsi-fungsi pokok dan tambahan!
3. Bedakan antara sistem distribusi langsung dan tidak langsung!
4. Jelaskan pengertian saluran distribusi!
5. Sebutkan perbedaan antara pedagang dan perantara khusus!
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi!