Kamis, Mei 03, 2012

Kegiatan Konsumsi dan Produksi

Jika kita lapar apa yang kita butuhkan? Tentu saja kita akan makan, ya khan ?!
Demikian juga jika haus, harus minum, ingin ke mall …… ayo bawa apa?
Dan banyak lagi hal yang manusia butuhkan dan harus dipenuhi atau dipuaskan.

Nach, kalau kita lihat yang kita bicarakan tadi hanya makan dan minum saja, apakah kebutuhan kita hanya makan dan minum? Tentu saja tidak!!. Coba Anda sebutkan kebutuhan lain yang harus Anda penuhi atau Anda puaskan!.
Setelah Anda menyebutkan semua kebutuhan Anda tentu dapat Anda membedakan jenis kebutuhan tersebut, mana yang termasuk konsumsi dan mana yang bukan. Ok , sekarang kita perhatikan pengertian konsumsi berikut.
Konsumsi adalah : kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna/manfaat suatu barang atau jasa.
Dari pengertian tersebut, coba Anda jawab pertanyaan berikut : “Miranda nonton film ‘Ketika Cinta Bertasbih’ di Blok M Theatre, merupakan kebutuhan?” Untuk membedakan mana kebutuhan maupun bukan kebutuhan, maka Anda harus memahami ciri-ciri kegiatan konsumsi sebagai berikut:
1. barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi.
2. ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan.
3. barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Sebelum membaca uraian berikutnya, Anda pilih dari tiga kegiatan berikut mana yang termasuk kegiatan konsumsi:
1. Kasdiman mengangkut batu kapur ke toko material
2. Miranda nonton film di bioskop
3. Pak Rachmad menggunakan pupuk untuk tanaman sayurnya.
Bagaimana pilihannya?. Tentu saja yang nomor 2, bukan?! Setelah Anda dapat menentukan jawaban soal di atas, selanjutnya kita akan membahas tujuan dari kegiatan konsumsi. Ada empat tujuan kegiatan konsumsi:
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.
Agar pengertian Anda akan tujuan konsumsi makin tertanam, perhatikan kembali soal di
atas. Apakah jawaban no. 2 tersebut menurut Anda termasuk tujuan konsumsi?

B. Guna dan Nilai Barang/Jasa
Cobalah Anda ingat kembali pengertian dari konsumsi sebagaimana yang telah diuraikan di atas. Dari pengertian itu tampaklah bahwa setiap barang dan jasa yang dikonsumsi memiliki nilai/kegunaan. Misalkan Anda mengkonsumsi nasi, maka nasi bagi Anda memiliki nilai/kegunaan. “Apakah yang dimaksud nilai/kegunaan?”. Nilai atau kegunaan benda adalah kemampuan suatu benda atau jasa untuk digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan. Kegunaan memiliki beberapa macam kegunaan yang meliputi:
a. Kegunaan unsur ( element utility), artinya suatu benda memiliki kegunaan dilihat dari unsur benda tersebut.
Contoh: terigu yang dipergunakan untuk membuat kue.
b. Kegunaan tempat ( place utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dipindahkan tempatnya.
Contoh: Pasir yang dipindahkan dari sungai ke toko bangunan.
c. Kegunaan waktu ( time utility), artinya benda itu memiliki kegunaan apabila dipakai sesuai waktunya.
Contoh: Payung digunakan pada saat hujan.
d. Kegunaan bentuk ( form utility), artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dirubah bentuknya.
Contoh: Kayu gelondongan dirubah menjadi meja
e. Kegunaan kepemilikan ( ownership utility), artinya benda itu berguna jika telah dimiliki.
Contoh: Mesin jahit yang dibeli dari toko mesin jahit.
f. Kegunaan pelayanan ( service utility), artinya pelayanan atau service itu berguna jika diberikan.
Contoh: Dokter mengobati pasiennya.

Sebelum dilanjutkan, coba Anda jawab pertanyaan di bawah
ini:
1. Guru memberi pelajaran ke muridnya memiliki kegunaan menurut .........
2. Buah durian yang dijual di pasar memiliki kegunaan menurut .........
3. Laptop yang dibeli di toko komputer memiliki kegunaan menurut .........

Untuk mengetahui jawabannya, pelajari kembali uraian di atas!

Ok, sekarang kita lihat tentang nilai suatu barang atau jasa, dimana nilai barang atau jasa dapat dibedakan menjadi dua macam nilai :

1. Nilai pakai
Jika Anda menulis di buku pakai pensil, dikatakan pensil yang digunakan memiliki nilai pakai. Jadi apakah yang dimaksud dengan nilai pakai itu? Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai terbagi atas nilai pakai subjektif, yaitu nilai barang atau jasa yang ditinjau dari penggunaan barang atau jasa. Nilai pakai objektif adalah nilai barang atau jasa yang ditinjau dari barang atau jasa tersebut. Coba Anda perhatikan contoh berikut. Cangkul bagi petani memiliki nilai pakai subjektif dan bagi bangsa Indonesia mempunyai nilai pakai objektif.

2. Nilai tukar
Apakah yang dimaksud dengan nilai tukar? Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar objektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan barangnya dan nilai tukar subjektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan orang yang menukarkannya. Contoh: Orang yang hobi dengan lukisan akan mempunyai penilaian yang berbeda dengan orang yang tidak suka lukisan.

3. Teori Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif menurut beberapa pandangan teori nilai dinyatakan sebagai berikut.

a. Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Teori ini menekankan besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa tersebut.

b. Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja (David Ricardo)
Teori ini lebih menekankan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.

c. Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat (Karl Marx)
Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah tenaga kerja masyarakat.

d. Teori Nilai Biaya Reproduksi (Carey)
Menurut teori ini nilai suatu barang berdasarkan biaya yang dikeluarkan bila barang tersebut diproduksi kembali.

e. Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock)
Berdasarkan teori ini besar kecilnya nilai suatu barang sangat dipengaruhi oleh terbentuknya harga pasar.

Untuk mengingat kembali mengenai teori nilai barang/jasa, coba Anda lengkapi bagan di bawah ini.


Untuk mempermudah pemahaman tentang konsep perilaku konsumen anggaplah diri Anda adalah sebagai konsumen, dimana Anda membutuhkan sesuatu yang kita sebut utilitas (utility). Apakah utilitas itu? Utilitas (Utility) adalah derajat seberapa besar suatu barang dan jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain, utilitas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa. Anda sudah terpuaskan dengan minum segelas soup buah, terhibur dengan lagu Nidji, senang dengan sepatu merk mahal Adidas, dan lain-lain. Semua ungkapan itu tercakup dalam kata utilitas. Utilitas adalah kata lain dari kepuasan. Karena berkaitan dengan ukuran kepuasan dari penggunaan barang dan jasa, utilitas sering juga disebut sebagai nilai guna.
Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakini akan memberikan kepuasan maksimum dengan dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.

a. Pendekatan Kardinal.
Hukum Gossen I
Sebelum membahas lebih lanjut teori perilaku konsumen, coba Anda perhatikan orang yang sedang kehausan dan disediakan 5 gelas air. Apa yang dilakukan orang tersebut dengan 5 gelas air tersebut? Tentunya orang tersebut akan terus menerus meminumnya hingga dia merasa mendapatkan suatu kepuasan yang tinggi.
Menurut Anda apakah seseorang yang kehausan akan meminum semua gelas?
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Untuk lebih jelasnya kita akan coba susun contoh di atas dalam suatu tabel sebagai berikut:

Keterangan tabel:
- Gelas yang pertama diberi nilai 10 yang merupakan tingkat kepuasan tertinggi.
- Gelas yang kedua kenikmatannya tidak lagi senikmat gelas pertama, maka diberi nilai lebih rendah, yaitu 8.
- Gelas yang ketiga sampai keempat tingkat kenikmatan semakin menurun (nilai kepuasan sebesar 6 dan 2)
- Sedangkan gelas yang kelima tidak mau lagi, sudah puas atau sudah jenuh, karena itu
diberi nilai 0.
Hukum Gossen I berlaku dengan syarat::
- benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
- pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
- benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
- terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda
- tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba

Hukum Gossen II
Dalam pemenuhan kebutuhan tentunya tidak semua orang hanya memenuhi satu kebutuhan saja. Misalkan Anda mempunyai uang sebesar Rp. 10.000,00. Apakah uang Anda akan dibelikan makanan seluruhnya? Tentunya Anda tidak akan menghabiskan uang Anda seluruhnya untuk membeli makanan. Sebagai seorang pelajar Anda akan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya seperti membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis. Hal ini menunjukkan bahwa jika orang melakukan pemenuhan kebutuhan maka akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan tersebut dituangkan dalam Hukum Gossen II yang menyatakan “Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
Untuk lebih memahami Hukum Gossen II ini, kita uraikan contoh uang Rp. 10.000,00 di atas. Misalkan dari uang Rp. 10.000,00 Anda gunakan untuk makan Rp. 3.500,00 dengan nilai kepuasan 7, untuk buku tulis dan alat tulis Rp. 4.000,00 dengan nilai kepuasan 6, untuk naik kendaraan Rp. 1.000,00 dengan nilai kepuasan 6,5 untuk buku bacaan Rp. 1.500,00 dengan nilai kepuasan 7.
Dari contoh di atas, Anda telah mengalokasikan uang secara rasional dan wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang mendekati sama yaitu antara 6 sampai dengan 7.
Untuk mengetahui pemahaman Anda, coba Anda jawab dan lengkapi latihan soal di bawah ini.
Pemenuhan yang dilakukan pada satu kebutuhan secara terus-menerus berhubungan dengan hukum Gossen ke ..... yang menyatakan: ........
Pemuasan yang dilakukan pada berbagai macam kebutuhan dan berusaha mencapai kepuasan yang sama berhubungan dengan hukum Gossen ke .... yang menyatakan: .......

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Agar dapat melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai barang atau jasa untuk dikonsumsi yang dapat diperoleh dengan menggunakan alat tukar berupa uang. Banyaknya barang yang dikonsumsi tergantung banyaknya barang yang tersedia di masyarakat serta harga barang tersebut. Oleh karena itu besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
a. kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
b. besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
c. tingkat harga barang-barang.
Di samping ketiga faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta adanya barang substitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya, akan cenderung semakin besar jumlah konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya barang substitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi barang yang disubstitusi.

II. PRODUKSI


                                                       Bangunan Pabrik Pemintalan Kapas

1. PENGERTIAN
            Anda sudah memahami makna dari konsumsi, bukan ? Masih ingat jika lapar kita butuh makan dan jika haus kita butuh minum. Nach, untuk memenuhi kebutuhan –kebutuhan tadi atau tercapai utilitas kita perlu benda yang kita butuhkan. Benda-benda tersebut tentu saja kita peroleh dengan cara membeli dari penjual/toko. Penjual juga memperolehnya dari pabrik yang menghasilkan benda tersebut.
           Coba Anda sebutkan benda-benda hasil produksi itu. Tentukanlah benda-benda tadi apakah termasuk ke dalam produksi langsung atau produksi tidak langsung. Maksudnya untuk benda produksi langsung berarti benda tersebut merupakan hasil produksi yang langsung dapat digunakan oleh konsumen, sementara produksi tidak langsung berarti benda tersebut merupakan hasil produksi yang masih harus diproduksi lagi untuk dapat dikonsumsi oleh konsumen.
             Dari hal-hal di atas dapat kita berikan pengertian dari produksi. Produksi adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan benda/barang. Atau, Produksi adalah kegiatan ekonomi menambah manfaat suatu benda.
        Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
a. menghasilkan barang atau jasa.
b. meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
c. meningkatkan kemakmuran masyarakat.
d. meningkatkan keuntungan.
e. memperluas lapangan usaha.
f. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.

Untuk lebih memahami pengertian dan tujuan produksi, coba Anda tentukan kegiatan berikut yang merupakan kegiatan produksi:

1. Haji Abdullah menanam sayuran di kebunnya.
2. Tuan Hartawan mengendarai mobil BMWnya.
3. Nona Ellisya membuka salon di depan rumahnya
4. Perusahaan Maju Jaya menghasilkan meubel untuk diekspor ke luar negeri.
5. Anita sarapan roti sebelum berangkat ke sekolah.

Bagaimana dengan jawaban Anda, apakah telah menentukan pilihan dengan tepat?
Dari kegiatan yang tertulis di atas yang merupakan kegiatan produksi adalah kegiatan 1, 3 dan 4, karena kegiatan tersebut berhubungan dengan kegiatan menciptakan dan menambah manfaat suatu benda atau jasa. Sedangkan kegiatan 2 dan 4 merupakan kegiatan menghabiskan atau mengurangi faedah suatu barang/jasa yang disebut kegiatan konsumsi.

2. Faktor-faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas sumber daya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan.

a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya.
Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena telah tersedia di alam langsung.

Coba Anda lihat di sekitar lingkungan tempat tinggalmu, faktor-faktor produksi sumberdaya alam apa saja yang ada, dan dapat digunakan untuk produksi apa!

b. Sumber daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya (kualitasnya) yang terbagi atas:
1. Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.
Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.
2. Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.
Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
3. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung, buruh tani.

Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja yang mana paling banyak di daerah Anda.

c. Sumber daya Modal
Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:
1. Kegunaan dalam proses produksi.
Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat digunakan berkali-kali dalam proses produksi.
Contoh: gedung, mesin-mesin pabrik.
Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali pakai dalam proses produksi.
Contoh: bahan baku, bahan pembantu.
2. Bentuk Modal
Modal konkret (nyata) adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Contoh: mesin, bahan baku, gedung pabrik.
Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.
Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

d. Sumber Daya Pengusaha
Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

3. Bidang dan Tahap Produksi

a. Bidang-bidang Produksi
Anda masih ingat dengan pengertian produksi? Berdasarkan pengertian produksi, kegiatan yang dilakukan bidang produksi sangat luas. Bidang produksi dikelompokkan berdasarkan kegunaan (utility) yang dihasilkan meliputi:
1. Bidang Ekstraktif adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengumpulan kekayaan alam, yang telah tersedia tanpa merubah sifat.
Contoh: pertambangan, pengambilan pasir di sungai, penebangan kayu di hutan dan penangkapan ikan laut.

2. Bidang Agraris adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan alam (tumbuhan dan hewan) untuk menghasilkan barang baru.
Contoh: pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan darat.

3. Bidang Industri dan Kerajinan adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan suatu bahan menjadi bentuk bahan/barang lain.
Contoh: pabrik pengolahan kayu, pabrik pengolahan hasil laut dan lain-lain.

4. Bidang Perdagangan adalah produksi yang bergerak di bidang jual-beli barang hingga terjadi perpindahan hak milik barang tersebut.
Contoh: pedagang keliling, toko swalayan, Agen, grosir, eksport-import.

5. Bidang Jasa adalah produksi yang bergerak di bidang pelayanan jasa.
Contoh: usaha angkutan, perhotelan, perbankan, asuransi, salon dan lain-lain.

Nach, sudah paham khan tentang bidang-bidang produksi. Coba Anda tuliskan kembali tabel di bawah ini untuk mengecek apakah benar Anda sudah paham dengan konsep di atas.

No. Ekstraktif Agraris Industri Perdagangan Jasa
1 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
2 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
3 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….
4 ……………. ……………. ……………. ……………. …………….

b. Tahap Produksi
c. Bidang produksi terbagi atas bidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa. Bidang produksi tersebut jika diklasifikasikan menurut tahap produksi dibagi atas tahapan produksi primer, sekunder dan tertier. Ada pun pengklasifikasian bidang
produksi berdasarkan tahapan produksi sebagai berikut:
1. Tahapan produksi primer, yang menghasilkan kegunaan dasar meliputi bidang produksi ekstraktif dan agraris.
2. Tahapan produksi sekunder, yang menghasilkan kegunaan bentuk meliputi bidang produksi industri dan kerajinan.
3. Tahapan produksi tertier, yang menghasilkan berbagai kegunaan (utility) meliputi bidang perdagangan dan jasa.

4. Fungsi Produksi

Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut.
Hubungan antara faktor produksi dan produk dalam proses produksi itu dapat digambarkan sebagai berikut:





Bagan di atas menunjukkan bahwa suatu produk tergantung dari proses produksi yang dilaksanakan.Sedangkan proses produksi tergantung pula dari faktor produksi yang masuk ke dalamnya.
Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.
Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = jumlah produksi yang dihasilkan
f = fungsi
K = modal
L = tenaga kerja
R = sumber daya alam
T = teknologi/kewirausahaan

Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L, R, T) yang diproses. Jika salah satu sumberdaya masukan diubah maka keluaran (output) akan berubah.

Ok, sebelum dilanjutkan, coba Anda isi tabel di bawah ini. Dan jenis produksi yang ada di lingkungan tempat tinggal Anda.

No. Produksi Masukan Keluaran
1. Sepatu - Kulit
- Lem
- Mesin
- Tukang sol sepatu Sepatu jadi
2. ………………. ……………….
……………….
………………. ……………….

5. Perluasan Produksi
Perluasan produksi mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud untuk meningkatkan produk baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan produk secara kuantitatif dapat berarti peningkatan jumlah produk, sedangkan peningkatan kualitatif dapat berarti peningkatan jenis dan mutu produk.
Mengapa produksi perlu diperluas? Ada beberapa alasan perlunya perluasan produksi, di antaranya:
1. Adanya penambahan kebutuhan manusia baik secara jumlah dan kualitas.
2. Adanya barang yang mulai rusak, aus ataupun musnah.
3. Adanya keinginan manusia untuk meningkatkan kemakmuran dan taraf hidupnya.
Perluasan produksi dapat dilakukan dengan cara:
a. Ekstensifikasi, artinya perluasan produksi dengan cara menambah faktor-faktor atau unit produksi baru. Di bidang pertanian misalnya menambah areal pertanian, di bidang industri menambah tenaga kerja, mesin-mesin.
b. Intensifikasi, artinya perluasan produksi yang dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas (kemampuan menghasilkan) dari faktor produksi yang ada pada tiap unit produksi. Di bidang pertanian misalnya dengan pemupukan, pengairan yang lebih intensif. Di bidang industri misalnya dengan pembagian kerja (spesialisasi kerja), peningkatan kemampuan dan keahlian kerja.
c. Diversifikasi, artinya meningkatkan jenis dan macam produksi yang dihasilkan. Di bidang pertanian seperti tumpang sari.

Hukum hasil lebih yang makin berkurang (The Law of Diminishing Returns) oleh David Ricardo dalam bukunya
Perluasan produksi yang dilakukan dalam suatu bidang produksi dibatasi dengan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (The Law of Diminishing Returns). Hukum ini dikemukakan oleh David Ricardo. Pada dasarnya hukum ini menjelaskan bahwa di bidang pertanian, penambahan tenaga kerja pada sebidang tanah mula-mula akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat, tetapi setelah mencapai titik tertentu pertambahan tenaga kerja lagi memberikan tambahan semakin berkurang. Untuk memahami hukum yang dikemukakan David Ricardo dapat dibaca contoh berikut.

Sebidang tanah yang diolah 1 tenaga kerja dan satuan modal lainnya menghasilkan 10 kwintal beras. Selanjutnya Anda bisa lihat tabel.

Satuan Kerja dan Modal Total Hasil (Kw) Tambahan Hasil
1
2
3
4
5
6
7 10
21
34
42
48
50
50 -
11
13
8
6
2
0

Tabel di atas menunjukkan bahwa penambahan tenaga dari 2 hingga penambahan 3 memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat. Pada penambahan tenaga kerja dari 4 sampai selanjutnya mulai mengalami penurunan, dan hukum penambahan hasil yang makin menurun berlaku pada penambahan tenaga kerja ke 4. Untuk lebih jelasnya Anda perhatikan kurva yang menggambarkan hubungan antara satuan tenaga dan modal dengan tambahan hasil.

Jika penambahan tenaga kerja sudah memberikan tambahan hasil yang menurun, sebaiknya perluasan produksi dengan menambah tenaga kerja dihentikan. Perluasan produksi dilakukan dengan cara lain seperti penggunaan teknologi, di bidang pertanian menggunakan bibit unggul dan pemupukan. Dengan cara demikian penambahan faktor produksi akan mempertahan peningkatan jumlah produksi, dengan demikian hukum tambahan hasil yang menurun tidak berlaku.

Coba Anda lengkapi tabel di bawah ini dan gambarlah kurvanya

Satuan Kerja dan Modal Total Hasil (Kw) Tambahan Hasil
10
20
30
40
50
60
70 500
700
1000
1400
1500
1900
2100 -
10
30
40
10

III. DISTRIBUSI

1. Pengertian Distribusi
       Anda pasti pernah melihat seseorang yang memikul barang tertentu untuk ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan distribusi.
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya (time utility).

Fungsi Distribusi Pokok

       Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:
1. Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi(pengangkutan).

2. Penjualan ( Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

3. Pembelian ( Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.

4. Penyimpanan ( Stooring)
Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, Anda bisa lihat mengapa orangtua kita ada yang membuat lumbung padi?

5. Pembakuan Standar Kualitas Barang (Standarizing and Grading)
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6. Penanggung Resiko (RiskBearing) 
 Dalam penjualan setiap resiko harus dicari alternatif pemecahannya, sehingga resiko itu tidak terlalu merugikan bagi produsen. Sebagai contoh : pengiriman telur ayam ke daerah lain memerlukan transfortasi tetapi juga pengemasan yang pas untuk telur tersebut. Dimasukkan dalam kotak, diberi kertas diantara telur agar tidak terbentur di dalam kotak. Sehingga sudah dapat diatasi resiko yang akan terjadi.

Jawablah Soal di  bawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian distribusi!
2. Jelaskan fungsi-fungsi pokok dan tambahan!
3. Bedakan antara sistem distribusi langsung dan tidak langsung!
4. Jelaskan pengertian saluran distribusi!
5. Sebutkan perbedaan antara pedagang dan perantara khusus!
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi!

Senin, April 23, 2012

Modul TIK 6


       Setelah mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan fungsi/formula dan menú pada Ms. Excel 2007. Kita akan mencoba untuk menerapkannya pada Aplikasi Akuntansi dengan menggunakan Ms. Excel 2007. Untuk membuat aplikasi secara menyeluruh kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
1.      Pembuatan Form data perusahaan
2.      Pembuatan Charts of Account
3.      membuat Jurnal Umum
4.      Membuat Buku Besar
5.      Membuat Neraca Saldo
6.      Jurnal penyesuaian
7.      Neraca Lajur
8.      Jurnal Penutup
9.      Penyusunan Laporan Keuangan
10.  Neraca saldo setelah penutupan
11.  Jurnal Balik.

   Namun, pada kesempatan ini kita akan mengulas jalan pintas pembuatan laporan keuangan dengan memotong jalur sistem akuntansi. Jika Anda membuat laporan keuangan sesuai dengan prosedur sistem akuntansi tentunya akan sangat panjang. Padahal Anda sangat membutuhkan laporan keuangan dengan cepat.

   Jika melalui prosedur sistem akuntansi, Anda harus melakukan proses seperti pembuatan Jurnal, Buku Besar, Neraca Lajur, Laporan Keuangan (Neraca dan Laba Rugi). Namun pada kesempatan kali ini kita akan singkat jalur tersebut menjadi :

1.      Jurnal
2.      Neraca
3.      Laba Rugi.

   Terlepas dari sistem akuntansi pada dsarnya kedua prosedur tersebut menghasilkan output laporan Keuangan yang sama. Tentunya dengan kasus yang berbeda, Anda dapat melakukannya dengan prosedur sistem akuntansi yang lengkap.
Jika dilakukan dengan komputerisasi pada Ms. Excel 2007 pembukuan Anda hanya mencatat transaksi kedalam jurnal saja. Untuk proses input selanjutnya bersifat otomatis. Sekarang, kita akan memulai langkah-langkah tersebut. yaitu sebagai berikut.

A.     PEMBUATAN DATA FORM PERUSAHAAN
     Untuk membuat data form perusahaan kita akan menggunakan menú sheet protection, hyperlink, dan lain-lain. Form data perusahaan tersebut berguna sebagai judul dari sebuah aplikasi dan laporan keuangan yang akan kita berikan. Contohnya sebagai berikut.

1.   Buatlah sebuah design untuk membuat data laporan. Design tersebut tergantung dari keinginan Anda. Sheet menú berguna untuk menampilkan data perusahaan, tanggal laporan, tombol-tombol seperti Jurnal Umum, Neraca, Laba Rugi, dan lain-lain. Jika ingin menambahkan atau mengurangiinformasi yang akan tampil pada menú utama, Anda dapat mengubahnya sesuai dengan keinginan Anda.
2.      Agar terlihat seperti Aplikasi sesungguhnya, hilangkan Gridline pada Menú Tab View.



3.   Untuk menghilangkan kolom dan baris yang terdapat di samping dan di bawah kolom dan baris yang dipakai. Anda dapat menggunakan fasilitas Hide dan unhide dengan melakukan langkah-langkah berikut.

a.      Blok kolom yang tidak terpakai, dengan cara klik kolomyang tidak terpakai, kemudian tekan tombol Ctrl + Shift + Right Arrow. Hal tersebut akan mengakibatkan seluruh kolom yang tidak terpakai pada sheet tersebut terblok.


b.   Pada menú Home klik menú Format pada kategori Cells. Pilihlah menú Hide & Unhide, kemudian pilih menú Hide Coloumns.

c.   Andapun dapat melakukanya dengan cepat yaitu dengan cara klik kanan pada kolom tersebut, kemudian pilih Hide.


d.   Lakukan hal yang sama dengan baris yang tidak diperlukan, yatu memblok baris dengancara klik baris yang tidak terpakai, kemudian tekan Ctrl + Shift + bottom arrow.


e.       Klik kanan pada baris tersebut, kemudian pilih Hide.
f.        Hasilnya akan tampak seperti berikut.

4.      Ubah nama sheet1 dengan nama Menu
5.   Gunakan fasilitas hyperlink untuk menghubungkan setiap tombol pada aplikasi. Hal ini berarti kita memiliki 5 sheet yaitu :
a.      Sheet1 à sheet Menu
b.      Sheet2 à sheet No_Akun (COA)
c.       Sheet3 à sheet Jurnal Umum
d.      Sheet4 à sheet Neraca
e.      Sheet5 à sheet Laba Rugi (LR).

6.     Sebelumnya jangan lupa membuat tombol yang menghubungkan kembali ke menú utama pada sheet yang lainnya, serta membuat menú next dan previous. Anda dapat melakukannya dengan cara copy dan paste tombol-tombol tersebut pada setiap sheet-nya. Gunakan fasilitas hyperlink seperti yang telah diterangkan pada materi sebelumnya seperti contoh berikut.

7.    Untuk tombol next Anda dapat menghubungkannya dengan fasilitas hyperlink dengan sheet selanjutnya. Adapun tombol previous untuk menghubungkan dengan sheet selanjutnya.
8.      Rancang dan buatlah Sheet2 sebagai sheet No_Akun seperti contoh berikut.


9.      Rancang dan buatlah Sheet3 sebagai sheet Jurnal Umum seperti contoh berikut.

10.  Rancang dan buatlah Sheet4 sebagai sheet Neraca seperti contoh berikut.


11.  Rancang dan buatlah Sheet5 sebagai sheet LR (Laba Rugi) seperti contoh berikut.


12.  Khusus untuk sheet Jurnal Umum, ada fasilitas freeze yang dapat Anda gunakan. Fasilitas ini  dapat memudahkan Anda melakukan scroll ke bawah ataupun ke samping guna menetapkan Header pada menú Anda agar tetap terlihat, sementara baris akan di Hide secara otomatis. Anda dapat melakukan freeze dengan cara sebagai berikut.
a.       Klik baris yang ingin Anda frezze, untuk menetapkan header Menu Anda.

b.      Setelah itu klik menú view, pilih Freeze Panes, dan klik Freeze Panes untuk mengaktifkannya.


c.       Setelah aktif, baris yang Anda scroll ke bawah akan tampak sebagai berikut.


d.   Perhatikan penomoran baris, beberapa baris telah tersembunyi dengan adanya fasilitas freeze dengan cara men-scroll mouse Anda ke arah bawah.

13.  Untuk membuat ikon perusahaan pada sheet menú tersebut, Anda dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Siapkan sebuah image logo yang dimiliki perusahaan Anda.
b.      Klik menú insert kemudian pilih Picture
c.       Akan muncul kotak dialog Insert Picture
d.      Pilih logo yang Anda miliki kemudian klik Insert
e.       Tempatkan logo tersebut sesuai dengan keinginan Anda.

B.     MERANCANG CHART OF ACCUNT (COA) / NOMOR AKUN

      Chart of Accounts atau di dalam bahasa Indonesia disebut bagan akun, adalah satu daftar rangkaian akun-akun yang sudah dibuat atau disusun secara sistematis dan teratur dengan menggunakan simbol-simbol huruf , angka atau paduan angka dan huruf yang bermanfaat untuk membantu memproses data, baik secara manual maupun dalam komputerisasi, agar mudah dikontrol, dan dilaporkan. Sebagian besar orang atau pengguna bagan akun tetap menyebutnya dengan istilah : COA. Di dalam kegiatan sehari-hari, Chart of Accounts malah lebih sering disebut sebagai kode akun, kode rekening, dan bukan bagan akun. Padahal padanan kata yang tepat untuk kode akun adalah Account Code, dan bukan Chart of Accounts.

       Penyusunan struktur rekening (Chart of Account / COA) harus berdasarkan pada karakteristik usaha perusahaan. Jika penyusunan COA tidak sesuai dengan karakteristik badan usaha, akan menyebabkan kesalahan interpretasi atas Laporan Keuangan.
Ketika salah dalam menginterpretasikan Laporan Keuangan akan mengakibatkan salah dalam mengambil keputusan strategis manajemen perusahaan. Chart of Account tidak hanya sekedar pengelompokkan rkening, akan tetapi juga mencerminkan identitas sebuah perusahaan.

      Ada berbagai type COA / kode rekening yang dapat dibuat untuk merancang kode rekening / COA, namun untuk kasus ini kode grup/kelompok yang sederhana dengan struktur kode sebagai berikut.
Contoh :
               XXX  à 111
Digit pertama
Untuk kode grup/kelompok induk rekening dalam akuntansi seperti :

1.
Kelompok Aktiva
2.
Kelompok Hutang/Kewajiban
3.
Kelompok Modal
4.
Kelompok Pendapatan
5.
Kelompok Beban


Untuk kode sub kelompok/detail dalam akuntansi seperti :

1
Sub Kelompok Aktiva Lancar
2
Sub kelompok Aktiva Tetap Digit ke-dua

Untuk nomor urut dari setiap rekening
Contoh :  111  à  KAS
Artinya : Aktiva Lancar dengan nomor urut 1 adalah untuk nama rekening KAS


C.     STUDI KASUS CV.ADELIA EFENDI
1.      Pembuatan Tabel Chart of Account
      Setelah memahami pembuatan Chart of Account, kita akan membuat sebuah tabel “Chart of Account”pada sheet yang telah disediakan yaitu sheet dengan nama “No_Akun”. Kolom No, Akun diisi dengan nomor akun, nama akun diisi dengan nama akun, dan debit kredit diisi sesuai dengan aturan akuntansi untuk nama akun. Buatlah sebuah tabel no_akun sebagai berikut pada sheet No Akun. Anda dapat mengambil data dari data pada tabel berikut ini.
Ada berbagai tipe COA / kode rekening yang dapat dibuat untuk merancang kode rekening / COA, namun untuk kasus ini kode grup / kelompok yang sederhana dengan struktur kode sebagai berikut.

Anda dapat mengambil data tersebut sebagai berikut.

     Debit / Kredit yang dimaksudkan adalah saldo normal dari sebuah rekening. Rekening Akuntansi terbagi dalam 5 kelompok besar, yaitu Aktiva, Hutang, Modal, Pendapatan, dan Beban. sehingga membentuk sebuah persamaan dasar akuntansi sebagai berikut.



 
      Tanda “=” merupakan sebuah persamaan antara dua sisi, aktiva dan biaya yang merupakan sisi saldo normal debit serta Hutang, Modal, dan Pendapatan yang merupakan sisi saldo kredit. Terlepas darii itu, terdapat beberapa rekening yang bersifat Negatif, seperti : Akumulasi Penyusutan, Cadangan penghapusan hutang, dan Prive.
1.      Buatlah sebuah A Range Name untuk data nomor akun tersebut, yaitu dengan cara sebagai berikut.
a.       Blok kolom data yang memuat Nomor Akun
b.      Klik kanan, pilih A Range Name
c.       Akan muncul kotak dialog A Range Name
d.      Berilah nama pada kolom isian nama tabel, misalnya “No_Akun”. Kemudan klik OK.
e.       Setelah selesai buatlah sebuah A Range Name yang membuat seluruh kolom dari kolom No Akun, Nama Akun, Pos,  Debit, serta Kredit.
f.   Beri namaA Range Name “Akun” agar ketika mengkonfirmasi no akun, nama akun, kita dapat mengetahui langsung apakah nama akun tersebut debit atau kredit.
Hal ini dimaksudkan, ketika kita hendak memilih nomor akun yang hendak dituju, kita tinggal memanggil A Range Name dari sheet nomor akun, tanpa harus memblok ulang data tersebut.

2.      Membuat Jurnal Umum
      Jurnal adalah pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang dilaksanakan setiap hari. Jurnal merupakan proses pencatatan pertama dalam siklus akuntansi setelah análisis transaksi. Jurnal merupakan dasar untuk memposting transaksi ke buku besar. Bentuk yang umum dari Jurnal adalah Jurnal Umum (General Journal) yang mencatat segala jenis transaksi yang terjadi.
     Dalam prakteknya, apalagi dengan semakin berkembangnya perusahaan dan semakin rumitnya transaksi-transaksi yang terjadi, tidak mungkin seluruh transaksi yang terjadi dituangkan hanya dalam jurnal umum. Untuk itu dibentuklah  Jurnal Khusus (Special Journal). Special Journal ini dirancang untuk mencatat jenis-jenis transaksi tertentu yang sering terjadi dan berulang.
     Special Journal yang dimaksud adalah :
A  Jurnal Penjualan
B  Jurnal Pembelian
C  Jurnal Pengeluaran Kas
D  Jurnal Penerimaan Kas.
      Untuk transaksi yang tidak dapat dikelompokkan dalam keempat jurnal khusus   tersebut, maka tetap dcatat dalam General Journal (Jurnal Umum).
     Tidak semua jenis jurnal di atas digunakan dalam perusahaan, penggunaannya tergantung pada besar kecilnya perusahaan. Pada perusahaan yang masih sederhana, umumnya cukup digunakan jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi. Sedangkan untuk perusahaan yang transaksinya yang sudah sedemikian kompleks, maka akan digunakan Jurnal Khusus (Special Journal).
     Berdasarkan contoh transaksi, Berikut ini adalah salah satu bentuk jurnal umum yang dipakai dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1.   Klik sheet jurnal yang telah dibuat di awal. Isilah kolom Nama Akun dengan rumus formula vlookup berikut ini.






    






















2.      Ketika kita mengetik no akun pada C8 dan seterusnya, maka akun muncul secara otomatis nama akun / nama rekening yang kita minta berdasarkan data akun pada sheet No_Akun.
3.      Masukkan semua catatan transaksi yang terjadi ke dalam sheet Jurnal yang menggunakan fasilitas data form yang telah dibahas pada bagian sebelumnya. Yaitu dengan klik pada salah satu kolom jurnal umum kemudian klik form.
      
4.      Kemudian muncul kotak dialog Form. Setelah itu isilah dengan catatan transaksi yang telah ada.
5.    Pengisian kotak dialog, untuk pindah ke data ítem/field berikutnya cukup menekan tombol Tab, untuk mengisi data Record berikutnya tekan tombol Entera tau klik menú pilihan New. Sedangkan untuk pindah ke Record sebelum atau sesuadah Record yang aktif tekan tombol Find Prev / Find Next. Jika pengisian data jurnal telah selesai klik pilihan Close.
6.      Selain dengan cara menggunakan Form Anda dapat langsung meng-input otomatis pada No Akun yaitu dengan cara membuat data validation dengan langkah-langkah berikut.
a.       Blok cell yang ingin kita validasi, contohnya dari cell C8 – C37.
b.      Klik menú Data, kemudian pilih Data Validition


c.       Akan muncul kotak dialog data validation sebagai berikut.

d.  Untuk source, Anda dapat tuliskan A Range Name dari No Akun yaitu No_Akun dengan menuliskannya sebagai berikut.


e.   A Range Name No_Akun yang telah kita buat di awal berguna pada saat ini, Setelah selesai kemudian klik OK. Maka cell akan terlihat seperti berikut.


f.   Anda dapat menggunakan scroll untuk memilih nomor akun yang Anda inginkan. Setelah Anda memilih no akun yang diinginkan maka akan keluar n\m\ akun.
g.       Isilah secara manual tanggal, uraian, debit dan kredit sesuai transaksi yang dilakukan. hasilnya adalah sebagai berikut.


7.      Jumlahkan perhitungan tersebut agar terlihatseimbang dengan memakai rumus pada kolom perhitungan hasil saldo sebagai berikut.

       
8.      Setelah selesai, kita akan berpindah dan melakukan posting otomatis pada sheet Neraca, yaitu dengan terlebih dahulu melakukan entry manual no akun pada sheet neraca sebagai berikut 
     
9.   Pengisian no akun tersebut dapat menggunakan fasilitas data Validation seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
10.  Untuk kolom Nama Akun, Anda dapat membuat rumus sebagai berikut.

  
    
11.  Untuk kolom Pos, Anda dapat membuat rumus sebagai berikut.
       
       
     
12.  Untuk kolom Debit, Anda dapat menggunakan rumus berikut



13.  Untuk kolom Kredit, Anda dapat menggunakan rumus berikut
       
      
     
14.  Pada kolom jumlah Anda dapat menggunakan rumus penjumlahan seperti biasanya

15.  Hasil akhir akan terlihat sebagai berikut
       
       
16.  Setelah selesai di sheet Neraca, kita lanjutkan untuk memposting sheet Laba Rugi secara otomatis dengan tabel yang telah kita buat di awal sebagai berikut

      
17.  Untuk kolom nomor akun, kita dapat menggunakan menú data Validation. Adapun pada kolom Nama Akun kita dapat memasukkan rumus sebagai berikut.

      
18.  Pada kolom Pos kita dapat memasukkan rumus berikut.

    
19.  Pada kolom Debit, kita akan menggunakan rumus berikut.

20.  Pada kolom Kredit, kita akan menggunakan rumus berikut.

21.  Untuk kolom Jumlah dapat menggunakan rumus penjumlahan berikut.

22.  Adapun Laba Bersih menggunakan rumus pengurangan berikut.

23.  Hasil akhir dari sheet Laba Rugi adalah  sebagai berikut.
Seluruh perhitungan tersebut terjad secara otomatis dengan menggunakan rumus-rumus tersebut, baik penggunaan penjumlahan, pengurangan, maupun fungsi IF dan Vlookup. Pada aplikasi ini kita hanya meng-input No.Akun yang secara otomatis akan terisi dengan Nama Akun, Pos dan Jumlah dari Nama Akun tersebut.

BELUM SELESAI DIEDIT!

Buku Sumber :Aplikasi Akuntansi dengan Excel by Heri Hidayat; Panduan Excel, Mahir Menggunakan Excel.